Jumaat, 30 Ogos 2013

Ini, Pelawak Wanita, Bagaimana Dari Sudut Agama?


HALAMAN HIBURAN

INI antara pelawak-pelawak wanita di Malaysia. Pelawak Noorkhiriah kini sudah mencecah usia 36 tahun. Dia memenangi sebanyak tiga kali anugerah artis komedi wanita popular. Sebaliknya, pelakon Almy Nadia  27 tahun, masih lagi hijau dalam dunia komedi. Kehadirannya dalam dunia komedi bermula selepas membintangi siri komedi Edisi Khas. Paling menonjol ialah Didie Alias. (Sila lihat Pelakon Didie Alias, Semoga Kesedaran Bertambah, A...)

Bagaimana pelawak dalam pandangan agama Islam?

Secara ringkas, fenomenanya begini..

Setiap kalimat yang meluncur dari lisan kita pasti akan dihisab Allah SWT dengan mudah dan tercatat secara akurat dalam catatan malaikat, seperti firman Allah SWT

  • Ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. 50: 17-18)
Imam Ibnu Rajab berkata:
  • Para ulama salaf sepakat berpendapat bahawa malaikat yang sebelah kanannya mencatat semua kebaikan dan malaikat yang sebelah kirinya mencatat semua keburukan. [1]
Lisan adalah anggota tubuh sangat mungil tapi paling menentukan syurga dan nerakanya seseorang. Bahkan keperibadian siapapun dapat ditangkap dari mimik lisannya, maka lisan lebih tajam dari pisau dan lebih bahaya berbanding semua aksi kejahatan, kerana kebanyakan aksi kejahatan bermuara dari mulut, atau kurang kontrol terhadap mulut. Sehingga Islam sangat perhatian terhadap bahaya mulut dan menyuruh untuk menjaga lisan.

Dari Sahl bin Saad berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda:
  • Barangsiapa yang menjaminku mampu menjaga dua bibirnya dan di antara kakinya maka aku akan jamin syurga.[2]
Dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda:
  • Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tentang sesuatu yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala , yang tidak ia sadari, maka Allah Subhanahu Wata’ala  mengangkat dengannya beberapa darjat. Dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tentang suatu yang dimurka Allah Subhanahu Wata’ala , yang ia tidak sedar ternyata menghempaskan dirinya dengannya ke dalam Jahannam.[3]
Ketika seorang muslim bercakap, hanya ada dua pilihan, bercakap tentang suatu kebaikan yang mendatangkan ridha Allah SWT S atau diam kerana takut terhadap murka Allah SWT. Sebab bercakap tentang apapun perlu berdasarkan ilmu, kerana setiap kalimat yang keluar dari mulut kita pasti diminta tanggung jawab seperti firman Allah SWT:  
  • Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta tanggung jawab. (QS. 17:36)
Dari Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda:
  • Barangsiapa yang beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala  dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.[4]
Hina Simbol Islam Di Pentas Lawak

Tema cakap pelawak pada umumnya kurang berfaedah dan sia-sia belaka, padahal tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan suatu yang kurang berguna dan tidak bermanfaat, sebagaimana sabda Nabi:
  • Di antara tanda kebaikan Islam seseorang ialah, meninggalkan apa yang tidak penting baginya.[5]
Apalagi berbicara dusta dan bohong untuk mengundang gelak tawa penonton, maka itu suatu perkataan yang melebihi kesia-siaan bahkan kalau mereka tahu akibatnya, sungguh mereka akan banyak menangis daripada tertawa.
Dari Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah SAW bersabda:
  • Jika kamu tahu apa yang aku tahu, maka kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis. [6]
Adakalanya pelawak ambil mudah bergurau dengan cara melecehkan simbol dan syiar Islam, contohnya,  seorang pelawak membuat lucu dengan ucapan 'Syukur al-Hamdulillah' kepada perkara yang tak betul.
"Kalau aku dapat pakai pakaian macam ratu cantik itu, Al-hamdulillah!"  Sedangkan pakaian itu tidak menutup aurat dan bercanggah dengan Islam.

Mengolok-olok agama dan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an buat lawak adalah haram, kerana mengolok-olok Allah SWT atau asul-Nya atau Sunnah adalah suatu kekufuran dan riddah (keluar dari Islam) mengeluarkan pelakunya dari Islam, sebagaimana firman Allah:  
  • Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: ”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah:”Apakah dengan Allah Subhanahu Wata’ala , ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, kerana kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (QS. 9:65-66)
Dan Allah SWT menjelaskan bahawa Dia akan memaafkan segolongan di antara mereka hanya dengan bertaubat kepada Allah SWT dari kekufuran mereka yang disebabkan oleh sikap mengolok-olok mereka terhadap Allah SWT, ayatNya dan Rasul-Nya.

Olok-olok Simbol Agama Supaya Orang Tertawa.


Syaikh Ustaimin ditanya: Ada sebahagian orang yang buat lawak dengan perkataan yang mengandung ejekan dan hinaan terhadap Allah SWT, RasulNya atau AgamaNya.

Jawaban: Perbuatan mengolok-ngolok Allah SWT, Rasul-Nya dan Agama Islam untuk membuat orang lain tertawa walaupun hanya sekadar berlawak, merupakan kekufuran dan kemunafikan. Perbuatan ini seperti pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW, mereka mengatakan,”Kami belum penah melihat seperti pembaca (Al Qur’an) di antara kami, yang lebih buncit perutnya, lebih berdusta lisannya dan pengecut saat berhadapan dengan musuh. Maksudnya adalah Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Lalu turunlah ayat tentang mereka:
  • Jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”.( At Taubah 65)
Lantas mereka datang kepada nabi dan berkata: Sesungguhnya kami bercakap tentang itu ketika kami dalam perjalanan, hanya bertujuan untuk menghilangkan jemu perjalanan. Lalu Rasulullah SAW berkata kepada mereka seperti yang diperintahkan Allah SWT  
  • Katakan”Apakah dengan Allah Subhanahu Wata’ala , ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”Tidak usah kamu minta maaf, kerana kamu kafir sesudah beriman. (QS. 9:65-66)
Jadi, bahasan materi Rububiyah, kerasulan, wahyu dan agama adalah materi agama yang terhormat. Tidak boleh seorangpun bermain-main dengannya, tidak menjadikan sebagai bahan ejekan dan bayolan, agar membuat orang lain tertawa ataupun menghina. Barangsiapa bertindak demikian maka ia telah kafir, kerana tindakan tersebut sebagai bukti penghinaan terhadap Allah SWT, Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya dan syariat-syariat-Nya.

Maka sesiapa melakukan perbuatan tersebut, hendaklah bertaubat kepada Allah SWT kerana perbuaan itu termasuk kemunafikan dan hendaknya hendaklah bertaubat kepada Allah SWT, memohon ampunan dan memperbaiki perbuatannya serta menumbuhkan di dalam hatinya rasa takut, pengagungan dan cinta terhadap-Nya. Hanya Allah SWTlah yang kuasa memberi taufik.[7]

Hina Orang Sholih Dalam Lawak

Terkadang pelawak berlagak menjadi sosok seorang tokoh agama atau ustaz, namun sosok tersebut menjadi bahan ledekan dan guyonan. Bahkan mereka menirukan gaya, gerakan dan mimik ustaz itu, tetapi cakap-cakap dan perkataannya jauh dari norma sepatutnya sehingga menjatuhkan kredibilti sosok dan figur agama.

Syaikh Utsaimin ditanya: Apa hukum mengolok-olok orang-orang yang konsisten dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT?

Jawaban: Mengolok-olok orang-orang yang konsisten dan istiqamah dalam menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya kerana konsisten mereka, merupakan perbuatan haram dan sangat membahayakan pelakunya. Dibimbangkan ejekan tersebut berangkat dari sikap tidaksuka terhadap keistiqamahan mereka dalam menjalankan agama Allah, serupa dengan yang disebutkan Allah dalam firanNya:  
  • Jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakan:”Apakah dengan Allah Subhanahu Wata’ala , ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, kerana kamu kafir sesudah beriman.  (QS. 9:65-66)
Kami belum penah melihat seperti para pembaca (Al Qur’an) di antara kami, yang lebih buncit perutnya, lebih berdusta lisannya dan pengecut saat berhadapan dengan musuh, yakni mereka Rasulullah SAW  dan para sahabatnya.

Lalu turunlah ayat tentang mereka:  
  • Jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”.( At Taubah 65)
Oleh karena itu, hendaklah berhati-hati orang yang suka mengolok-olok komuniti atau kelompok yang menyebarkan kebenaran, kerana mereka yang diejek dan diolok-olok adalah termasuk ahli agama seperti yang dimaksudkan dalam firman Allah SWT:  
  • Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman.) Dan apabila orang-orang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mu’min, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mu’min. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. 83:29-36)[8]
 Rujukan:
[1] . Lihat Jamiul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab, 1/336[2] . Shahih diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya (6474) dan Imam Muhammad at-Tibrizi dalam Miskatul Masabih, bab Mizah (4889), 3/ 1370. [3] . Shahih diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya (6478) dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya (3970)
[4] . Shahih diriwayatian Imam Ahmad dalam Musnadnya, 2/ 267, Imam Bukhari dalam Shahihnya (6018), (6136) dan (6475), Imam Muslim dalam Shahihnya ((47), Abu Daud dalam Sunannya (5154) dan Imam Tirmidzi dalam Sunannya (2500) serta Ibnu Hibban dalam Shahihnya (506)
[5] . Shahih diriwayatkan Imam at-Timrmidzi dalam Sunannya (2317) dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya (3976) dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya (229).
[6] . Shahih diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya (2313) dan dishahihkan Syaikh al-Albani.
[7] . Majmu’ Fatawa wa Rasail Syaikh Utsaimin, 2/ 156-157.
[8] . Majmu’ Fatawa wa Rasail Syaikh Utsaimin, 2/ 157-158.
sumber : http://www.zainalabidin.org/?p=91

Penutup:
Bukan sahaja isi perbualan seperti di atas sahaja, yang penting dalam suasana sekarang, ramai aksi pelawak-pelawak wanita bukan sahaja ditonton di pentas, bahkan dipancarkan terus lawak mereka ke tv, video atau media eletronik dan lain-lain. Jadi aurat mereka perlu dijaga, termasuk
  • pakaian, 
  • aksi, 
  • suara, 
  • pergaulan campur baur lelaki perempuan 
  • dan lain-lain.
Sila lihat contoh apa yang disifatkan sebagai lawak Muslim  begini..
Lawak, lawak sikit.. Pinjam gambar dibawah ini dari blog..
http://sendiri-mau-ingatlah.blogspot.com/

Ai? Gelak macam ni boleh menakutkan..

Ini bukan gelak, menguap! Lagi luas mulut.. Tutup sikit dengan tangan.

Sabda Rasulullah,' gelak yang terlalu banyak dan melampau akan mematikan hati kita.'

Tiada ulasan:

Catat Ulasan